Kamis, 15 September 2011 02:06 PALEMBANG
Reaksi hujan buatan mulai terlihat. Sejumlah daerah di wilayah Provinsi Sumatera Selatan sudah diguyur hujan, meskipun curahnya belum merata. Masih mirip seperti shower.
Informasi yang dihimpun Sumatera Ekspres, hujan sudah turun di Muara Enim, Prabumulih, Pagar Alam, Lubuklinggau, Musi Rawas, Lahat, sebagian Ogan Ilir, dan Palembang. Untuk wilayah Palembang hujan gerimis turun di kawasan Seberang Ulu, Tangga Buntung, Serong, Gandus, Perumnas, Musi II, Bukit Besar, Demang Lebar Daun, 22 Ilir dan 24 Ilir.
“Walaupun sebentar, alhamdulillah sudah hujan,” ujar Dede, warga Jl KH Bastari, 10 Ulu, Plaju kemarin sore. Hal senada diungkapkan Diah, warga Sukabangun. ”Mungkin ini karena adanya hujan buatan itu. Di sini gerimis, kalau langit sudah gelap sekali seperti mau hujan deras saja,”katanya.
Hujan agak deras justru terjadi di kawasan Km 12. Di sana, turunnya hujan disambut sejumlah anak kecil dengan mandi hujan. ”Wah, kalau di sini hujannya deras. Jalanan bukan lagi basah, tapi tergenang air,”kata Ali, warga yang tinggal di Km 12.
Kemungkinan hujan meski tidak deras ini memang sudah tergambar dalam bahasan tim BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) ketika breefing bersama Kadishut Sumsel Ir Sigit Wibowo dan staf, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Sumsel serta BMKG Palembang, di posko yang menempati salah satu ruangan di gedung Angkasa Pura II, kemarin (14/9).
Koordinator lapangan (korlap) hujan buatan UPT (unit pelaksana teknis) BPPT, Sunu Tikno mengatakan, kota Palembang tetap menjadi prioritas untuk turunnya hujan melalui proses hujan buatan. Namun, saat ini awan yang memungkinkan untuk disemai berada tidak tepat di atas wilayah Palembang.
“Tapi, kita temukan awan yang cukup potensial tak terlalu jauh, pada jarak 20-30 mil dari atas wilayah Palembang,” ucapnya. Selama tiga hari pertama pelaksanaan hujan buatan, pihaknya telah menebar dan menyemai awan dengan sekitar 3 ton garam (NaCL). “Kalau tiga hari ini, baru gerimis, mudah-mudahan hari ini (kemarin) dan beberapa hari ke depan bisa hujan deras turun,” kata Sunu.
Kemarin, tim BPPT terbang dengan dua pesawat Cassa 212-200 ke arah berbeda dalam waktu yang tak terlalu berjauhan. Satu ke arah Timur dan satu lagi ke Barat. Tiap pesawat terbang sebanyak dua kali. Penerbangan pertama dimulai sekitar pukul 13.00 WIB. Untuk jarak pandang, masih diatas standar antara 8-10 Km.
“Besok kita akan ground check untuk memantau titik hotspot di wilayah Sumsel,”imbuhnya. Saat ini, arah angin berhembus kencang dari Tenggara menuju ke Barat Laut. Kadishut Sumsel Sigit Wibowo mengatakan, saat ini informasinya untuk awan diatas wilayah udara Palembang memang belum terlalu matang untuk disemai.
“Kita tetap berusaha mengatasi hotspot dan kabut asap yang melanda Sumsel. Karena itu, bersama tim BPPT dan BNPB, kita tetap berusaha agar turun hujan,”katanya. Ditambahkan Kepala UPTD Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dishut (PKHL) Sumsel, Ahmad Taufik kemarin tercatat ada 80 hotspot menurut pantauan satelit Tera Modis pukul 24.00 WIB, kemarin malam.
“Terbanyak di OKI 35 titik, lalu Banyuasin 8 titik, Mura 17 titik, dan Muara enim 11 titik,”ucapnya. Bahkan, ada hotspot di Sungai Rotan selama tiga hari terakhir ini masih muncul di lokasi yang sama. “Itu areal gambut dalam, sulit untuk dipadamkan dari darat,”beber Taufik.
Diungkapkannya, informasi dari tim darat yang terus bergerak memadamkan hotspot, di sejumlah daerah telah turun hujan, walaupun gerimis. “Ada di Talang Ubi, Pendopo. Lalu di Sekayu dan sebagian lagi di OKI seperti Air Sugihan dan Tulung Selapan yang agak deras,”cetusnya.
Agus Santosa, Kasi Observasi dan Informasi BMKG Bandara SMB II Palembang dalam breefing itu mengungkapkan, secara umum peluang terjadinya hujan dalam pelaksanaan hujan buatan kemarin sama dengan dua hari lalu. “Tetap hujan ‘shower’ dan ada kemungkinan tunder storm,”ungkapnya.
Pantauan satelit dua hari lalu, pada ketinggian 3.000 kaki (1 Km), ada banyak awan di wilayah udara Tulung Selapan. Namun, intensitas awan sangat ringan, kurang dari 2 mm. Setelah dilakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC), terjadi peningkatan intensitas hujan, walaupun dipengaruhi pula factor alam.
Dengan radar EHT, top awan berada pada ketinggian 8-10 Km. Nah, hasil pencitraan satelit kemarin dengan radar max, di atas wilayah Inderalaya-Prabumulih ada titik intensitas hujan. Di arah Utara menuju Bangka dan Jambi juga banyak ditemukan awan. “Tapi, secara keseluruhan Sumsel masih minim awan. Ada tipis di sebelah Barat Sumsel,”tutur Agus.
Angin bertiup agak kencang dari arah Timur. Tekanan udara dari Selatan (Australia) kencang sekali, berkisar 15-20 knot per jam. Untuk kelembapan udara pada ketinggian 5.000 kaki (850 milibar) antara 70-80 persen. “Untuk potensi hujan deras, kelembapan harus diatas 80 persen. Tapi, intensitas hujan hari ini diperkirakan lebih basah dari kemarin, sekitar 2 mm,”bebernya.
Sedangkan arah pergerakan udara agak labil. Karenanya, BMKG menilai prospek musim hujan belum memungkinkan terjadi dalam waktu dekat ini. Pengendali Operasi pemadaman asap wilayah Sumatera Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Herry Heryadi bersama dua stafnya ikut memantau pelaksanaan hujan buatan melalui TMC oleh BPPT.
Ia mengatakan, biaya operasi sepenuhnya ditanggung BNPB secara nasional. Anggarannya mencapai Rp 10,3 miliar. ”Khusus untuk operasi di Sumsel, Jambi dan Riau dialokasikan anggaran Rp 2,8 miliar. Selain jalur darat, melalui udara ini kita lakukan pemadaman kebakaran lahan dan hutan,” pungkasnya. (46)